
JAKARTA, KOMPAS.com -- Masyarakat Indonesia adaptif terhadap kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK). Sayangnya, penerimaan tersebut belum disertai
terbangunnya budaya hidup dalam perkembangan TIK.
"Ada kesenjangan dalam sikap
adaptif masyarakat terhadap teknologi. Akibatnya, pemanfaatan TIK masih untuk
konsumtif dan belum berdampak pada upaya memberdayakan diri," kata Zainal
A Hasibuan, Wakil Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional (Detiknas), Minggu
(11/11/2012) di Jakarta.
Menurut Zainal, pengguna internet
untuk jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter terbilang tinggi. Pemilik
telepon seluler hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia. "Tetapi
pemanfaatannya belum pas. Jejaring sosial misalnya masih untuk narsis. Padahal,
kita ingin pemanfaatan TIK untuk mendorong produktivitas dan membuat masyarakat
jadi belajar menggunakan TIK dengan baik," tutur Zainal.
Illa Sailla, Direktur Pembelajaran
dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dan
saling berbagai informasi di antara institusi pendidikan didorong. Ternyata,
adaptasi di kalangan mahasiswa cukup tinggi dibandingkan dosen.
Menurut Illa, peningkatan jumlah
dosen yang memanfaatkan TIK masih rendah. Untuk mengakses informasi program
hibah di Kemendikbud di laman resmi terlihat mahasiswa lebih proaktif. Untuk
program hibah bina desa di kalangan mahasiswa, lowongan secara online dibuka
untuk 20 mahasiswa. Namun, pendaftar bisa mencapai 1.600 mahasiswa.
"Sebaliknya, di kalangan dosen rendah. Ada program untuk 50 dosen, yang
daftar secara online hanya 56 orang," ungkap Illa.
Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/11/15350830/Pemanfaatan.Teknologi.Informasi.Belum.Optimal
Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/11/15350830/Pemanfaatan.Teknologi.Informasi.Belum.Optimal
Komentar
Posting Komentar